Mantan
karyawan perusahaan farmasi di Kota Pontianak, Fachrul Lutfi mengaku menemukan
formulasi obat anti virus dengue dari jenis obat tradisional yang dapat
membunuh virus penyebab demam berdarah dengue (DBD). "Dari tahun 1990-2003
saya bekerja sebagai asisten apoteker di perusahaan farmasi Pontianak dan tugas
sehari-hari meracik obat herbal sesuai pesanan dari resep dokter," kata
Fachrul Lutfi dalam keterangan pers di Pontianak, Kamis (5/11).
Ia
mengatakan, berbekal pengalaman sebagai seorang peracik obat herbal, secara
tidak sengaja meracik dua jenis obat tradisional asli Indonesia dan dari luar
di pada 2006. Obat bernama Fomav-D itu diduga telah menyembuhkan anak salah
seorang sahabatnya yang divonis dokter mengalami penyakit DBD. "Saya
memformulasikan dua jenis obat tersebut kemudian diberikan kepada anak itu.
Ternyata hasilnya suhu tubuh anak itu yang semula tinggi, menjadi turun dan
dinyatakan sembuh oleh dokter yang menanganinya," kata Fachrul.
Meskipun
telah dinyatakan sembuh, keesokan harinya tetap dilakukan uji laboratorium
hasilnya pasien negatif dari infeksi virus dengue. "Sejak saat itu saya
mensosialisasikan Fomav-D untuk membantu teman-teman dan kerabat terdekat guna
penyembuhan dari infeksi virus dengue," katanya.
Menurut
ia, hingga kini puluhan pasien positif DBD disembuhkan berkat Fomav-D. Terakhir
Fomav-D diberikan kepada dr Herni yang dinyatakan positif DBD oleh dokter yang
menanganinya dan berhasil sembuh.
Ia
berharap, pemerintah daerah dan pusat merespon penemuannya agar upaya
penyembuhan pasien DBD bisa cepat ditangani. "Karena selama ini belum
ditemukan obat yang manjur dan hanya berfungsi menambah daya tahan pasien agar
bisa melewati masa inkubasi selama tujuh hari. Bukan membunuh virus dengue
seperti Fomav-D," ujarnya.
Fachrul
menambahkan, berdasarkan pengalaman dirinya obat herbal termasuk Fomav-D
temuannya tidak memberikan efek samping. "Kecil kemungkinan ada efek
samping, kalau kurang atau kelebihan dosis paling penyakit pasien tidak
langsung sembuh," kata Fachrul.
Sementara
itu, dr Herni salah seorang pasien DBD yang sembuh setelah mengonsumsi Fomav-D,
menduga penyakit DBD yang dialaminya sembuh setelah mengonsumsi obat tersebut.
Ia menyatakan, mengenal Fachrul Lutfi karena dikenalkan oleh mantan Kepala
Dinas Kesehatan Kota Pontianak dr Lily Sadiah. "Dokter Lily pernah kena
DBD Juli lalu," katanya.
Ia
mengatakan, Fachrul memberi lima tablet Fomav-D untuk mengobati penyakit DBD
yang telah menurunkan trombosit hingga 24.000/mili meter dan HCT 52,0 persen.
"Setelah dua kali mengonsumsi obat Fomav-D, trombosit langsung naik
menjadi 108.000/mm, dan HCT 39,9 persen sehingga dokter yang merawat menyatakan
saya sembuh dan boleh pulang," katanya.
Herni
mengakui, selain mengonsumsi Fomav-D, ia juga menggunakan obat yang diberikan
dokter, tetapi hanya untuk menjaga daya tahan tubuh bukan membunuh virus
dengue. Meski telah menyatakan menemukan obat anti virus dengue, namun Fachrul
belum melakukan uji klinis untuk obat tersebut.
Sebelumnya,
Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengakui berbagai upaya maksimal telah dilakukan
dalam menekan jumlah kasus maupun korban meninggal akibat DBD,. Upaya yang
dilakukan mulai dari "fogging" fokus dan massal hingga pemberian
abate untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti di tempat penampungan air bersih
masyarakat kota itu.
Sumber
TV one
0 comments:
Post a Comment