handphone-tablet

Monday 25 February 2013

Jambu Biji Bukan Obat Demam Berdarah.

Salah satu pengobatan untuk penderita demam berdarah (DBD) adalah mencegah terjadinya dehidrasi.
Kekurangan cairan justru memperparah kondisi penderita dan menimbulkan gangguan kesehatan lainnya, seperti diare.

Menurut dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Sub Spesialis Gastroenterology Anak, pengonsumsian jus jambu klutuk yang diyakini sebagai 'obat' DBD justru memperparah tingkat dehidrasi.

"Jus jambu atau jus apel memiliki osmolaritas (tingkat kepekatan untuk menarik air) tinggi. Hal ini akan memperparah tingkat dehidrasi tubuh dan akhirnya muncullah diare," jelas dr. Muzal ditemui dalam acara Pocari Sweat beberapa waktu lalu.

Dr. Muzal menambahkan, pengonsumsian jus jambu sebagai obat DBD agak salah kaprah. Banyak masyarakat percaya bahwa jambu klutuk ampuh menaikkan jumlah trombosit darah. Namun bukan berarti jus jambu tidak bermanfaat bagi kita.

"Jambu itu tidak menaikkan trombosit darah. Namun, jambu memiliki vitamin C tinggi, yang berguna memperbaiki daya tahan tubuh melawan virus dengue (penyebab DBD). Trombosit penderita DBD akan naik secara perlahan dengan sendirinya,

ghiboo.com

Read more »

Sunday 24 February 2013

obat Herbal atau obat non herbal?

obat Herbal atau obat non herbal?

Dua-duanya sama pentingnya

Obat Non Herbal, penggunaan obat non herbal dalam jangka panjang untuk tubuh Anda memiliki banyak efek samping, tetapi ini memiliki reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan obat herbal. maka dari itu penggunaan obat non herbal sangat di butuhkan untuk keadaan darurat. Contoh : pada penyakit Asma atau Jantung yang datang tiba-tiba sangat membutuhkan obat non herbal untuk pengobatan segera.

Obat Herbal, penggunaan obat Herbal memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat non herbal tetapi obat ini memiliki reaksi yang lambat. dan salah satu ke unggulan dari obat Herbal yaitu memperbaiki keseluruhan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Kesimpulannya.......
obat herbal maupun obat non herbal sama pentingnya tergantung dari keadaan Anda.

Saran...
Utamakanlah obat Herbal saat Anda mengalami sakit ringan (batuk,sakit kepala, demam) mengkonsumsi obat Non herbal dalam jangka waktu yang lama dapat membuat efek samping yang lebih parah.
 


Tabel Perbandingan Obat Tradisional dan Obat Kimia
No.
Obat Tradisional
Obat Kimia
1.
Harganya terjangkau
Harga relatif mahal karena faktor impor.
2.
Efek samping relatif kecil bahkan ada yang sama sekali tidak menimbulkan efek samping jika digunakan secara tepat.
Efek samping pengobatan lebih sering terjadi.
3.
Reaksinya lambat.
Reaksinya cepat.
4.
Memperbaiki keseluruhan sistem tubuh.
Hanya memperbaiki beberapa sistem tubuh.
5.
Efektif untuk penyakit kronis yang sulit diatasi dengan obat kimia.
Relatif kurang efektif untuk penyakit kronis

6.
Terapi sampingan: Diet terhadap makanan tertentu.
Terapi sampingan: diet terhadap makanan tertentu dan perlakuan tertentu pada tubuh seperti bedah atau operasi dan manajemen stres.

Read more »

Tuesday 19 February 2013

Sekarang Merokok Itu Sehat!

Penemuan Dr Greta Zahar tentang pengobatan menggunakan asap rokok sebenarnya telah banyak digunakan oleh nenek moyang kita. tembakau yang di temukan di Amaerika, Pulau Tobago adalah obat yang di gunakan oleh penduduk di Pulau Tobago untuk pengobatan berbagai penyakit,seperti batuk, flu, dan lain-lain. Begitu pula di Indonesia Tembakau dan cengkeh di gunakan untuk pengobatan oleh haji Djamahari pada kurun waktu abad ke 19. 

Read more »

Divine Kretek. Dr Greta Zahar

Dokter Singapura pun Sempat Menyerah

Kanker adalah penyakit yang mematikan. Biaya mahal dan pengobatan yang menyakitkan, seringkali membuat orang kehilangan harapan. Dokter Greta Zahar dkk mencoba mengembangkan metode pengobatan alternatif yang unik.

KELUARGA Agustinus Imam Istiyanto (61) kini agak berlega hati. Mereka gembira melihat perkembangan kesehatan Imam yang menunjukkan tanda-tanda membaik.

Dosen Teknik Industri ITB itu mengikuti terapi balur dan divine kretek di Rumah Balur yang dikelola Dr Greta Zahar (72) di Jl Otista, Jakarta Timur, mulai 11 Agustus lalu.

Pada Oktober 2010, Imam Istiyanto diketahui menderita kanker  jenis Merkel Cell Carcinoma yang dikenal ganas. Upaya pengobatan kemoterapi dilakukannya hingga ke Singapura. Namun dokter di negeri jiran itu menyerah. Keluarga Imam tak mau berhenti mencoba. Pengobatan pun dilanjutkan ke China. Ternyata di Negeri Tirai Bambu itu, juga tidak muncul harapan.

”Pulang dari China akhir Juli lalu, kondisinya menyedihkan. Kakak saya nggak bisa menelan makanan karena mulutnya penuh sariawan. Dia harus diinfus. Levernya bengkak karena bekerja keras menetralisasi kemoterapi. Tubuhnya sangat lemah. Dia sudah benar-benar pasrah,” kata Christiana Retnaningsih, adiknya, yang dosen Unika Soegijapranata itu.

Pada 22 Juli 2011, Retnaningsih mengikuti bincang-bincang Redaksi Suara Merdeka  dengan Prof Dr Sutiman B Sumitro, ahli biologi molekuler  dari Universitas Brawijaya Malang tentang terapi asap kretek (dinamai divine kretek) dan balur untuk penyembuhan kanker.

Terapi ini ditemukan dan dikembangkan oleh Dr Greta Zahar, ahli fisika nuklir lulusan Jerman. Dalam forum itu, Prof Sutiman memberikan latar belakang sainsnya dari terapi balur dan asap divine kretek tersebut.
Banyak orang yang telah terselamatkan dengan metoda tersebut. Termasuk istri Prof Sutiman, Tintrim Rahayu, yang terkena kanker payudara stadium tinggi dan dua kali operasi.

Orang penting lain yang tersembuhkan adalah dr Subagyo, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang. Istri Subagyo, yaitu dokter Saraswati, kini satu tim dengan Prof Sutiman dan Dr Greta mengembangkan terapi balur dan divine kretek untuk mengatasi kanker dan berbagai penyakit lainnya.

Retnaningsih merasa beruntung bisa ikut forum di Suara Merdeka. Dari acara itu, dia pun mendapat undangan untuk ikut seminar hari berikutnya, di mana Prof Sutiman dan dr Saraswati tampil di forum yang diikuti banyak dokter dan ahli.

”Saya beruntung sekali karena di forum itu saya bisa berdekatan dengan Ibu Tintrim Rahayu sehingga bisa menggali cerita penderitaannya dan kesembuhannya,” kata Retnaningsih.
Cerita, pengetahuan baru, dan bahan-bahan seminar yang dia dapat itu dikirimkan ke kakaknya di Bandung. Dia merasa senang kakaknya akhirnya mengikuti terapi di rumah balur Dr Greta.

”Pada hari kelima terapi, kondisi kakak saya sudah agak membaik. Perutnya mengecil. Dia sudah bisa jalan agak lama dan menikmati makanan kesukaannya, soto. Sikapnya lebih optimistik dan rasa humornya sudah mulai muncul,’’ aku Retnaningsih.

”Kemarin dia cerita ikut bersih-bersih kamarnya untuk menghilangkan kejenuhan, tapi sambat masih gampang lelah,” kata Retnaningsih,

Dosen Unika yang saat ini mengikuti program doktoral di Fakultas Kedokteran Undip itu menilai, kemajuan yang didapat kakaknya tergolong luar biasa dibanding kondisi awal Agustus lalu. ”Namun jalan yang harus ditempuh masih panjang. Harus sabar dan tetap memelihara harapan,” katanya.

Terapi untuk penyembuhan kanker yang dilakukan di rumah balur itu mengombinasikan tiga cara, yakni balur, asupan asap divine kretek, dan asupan asam amino. Fungsinya untuk meluruhkan dan mengeluarkan radikal bebas, yang menjadi sumber penyakit, dari dalam tubuh penderita,

”Jika penyebabnya sudah bisa diatasi, kita percaya sistem tubuh pemberian Tuhan yang sangat kompleks ini akan melakukan recovery dengan sendirinya,” kata Prof Sutiman.

Menurut Ketua Lembaga Peluruhan Radikal Bebas Malang dr Saraswati, radikal bebas adalah senyawa kimia aktif dalam fase gas dan bermuatan listrik. Jika jumlahnya terkendali, ia bermanfaat untuk menjalankan proses kehidupan.

Sebaliknya, jika dalam keadaan berlebihan, radikal bebas dapat mengganggu dan menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, diabetes, autis, rematik, alergi, dan sebagainya.

Kelebihan radikal bebas itu bisa terjadi, lanjut dr Saraswati, karena proses penuaan, infeksi penyakit, makanan yang kurang seimbang (banyak karbohidrat dan lemak), menghirup udara yang tercemar, mengonsumsi makanan yang terkontaminasi radiasi, serta kemoterapi.
Paling Berbahaya

Secara sederhana, Saraswati menjelaskan, jika kelebihan radikal bebas itu menghantam DNA, maka yang bersangkutan akan terkena autis. Jika yang diserang adalah protein pengendali jaringan pertumbuhan (P53), maka pengendalian jaringan tak berfungsi, terjadilah kanker.

Dan, ketika yang terkena radikal bebas adalah virus, maka virus itu menjadi lebih ganas karena mengalami mutasi genetik.

Di antara radikal bebas itu, Mercuri (Hg) tergolong yang paling berbahaya. Hg dapat dengan mudah memproduksi elektron ke dalam bentuk yang sangat reaktif. Kelebihan Hg radikal bebas akan menyebabkan kanker, autis, shizoprenia, dan berbagai penyakit kelainan genetik.

Menurut Yoshiaki Omura, peneliti dari Jepang, semua sel kanker mengandung Hg di dalamnya.
Dengan latar belakang seperti itu, maka untuk terapi kanker dan penyakit lainnya adalah menetralkan radikal bebas di dalam tubuh manusia, atau mengeluarkannya dengan detoksifikasi.

”Pada prinsipnya, terapi balur, memasukkan asap divine kretek serta asam amino adalah juga detoksifikasi,” kata dr Saraswati.

Asam amino berfungsi melarutkan zat radikal bebas dan membuatnya floating. Sedangkan terapi balur membuat radikal bebas yang floating itu keluar dari tubuh manusia.

Dalam praktik, pembaluran dilakukan di atas lempeng tembaga, karena pada prinsipnya radikal bebas mengandung muatan listrik. Maka, dengan tidur di lempeng tembaga (Cu) yang dibumikan (grounding), proses pengeluaran radikal bebas itu lebih  mudah.

”Zat-zat radikal bebas yang keluar dari tubuh itu akan tampak bercak-bercaknya di lempeng tembaga,” kata Saraswati.
Sejak metoda ini dikembangkan awal tahun 2000-an hingga saat ini, ribuan orang sudah mencobanya untuk berbagai kondisi sakit. Mereka bukan pasien, melainkan relawan, karena mereka merupakan bagian dari penembangan penelitian .

Saat ini Griya Balur tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di Malang, Jogja dan juga Semarang yang baru dibuka Juli 2011 lalu. Tidak lama lagi, di Kudus juga akan dibuka. (Anto Prabowo -43)

 Sumber: Suara Merdeka, 19 September 2011

Read more »

Menyontek, Manfaatnya bagi kesehatan

Menyontek manfaatnya bagi kesehatan? diKalangan pelajar menyontek adalah suatu hal yang negatif tapi Saya tidak akan membahas tentang hal-hal negatif tentang menyontek karena Saya yakin Anda sudah Mengetahuinya dan Anda tak pernah menyontek saat ulangan preet. :p

Nah, Saya akan membahas mengenai manfaat menyontek bagi kesehatan! Saya yakin Anda belum mengtahuinya makanya Anda membaca Tulisan Saya!! :)

1. Menyontek dapat melatih kecepatan dan gerak reflek
Sebuah penelitian yang dilakukan entah oleh siapa, mengungkap fakta yang cukup mengejutkan sekaligus menggembirakan bagi para contekers (panggilan untuk para penyontek). Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa 8 dari 10 conteker memiliki gerak reflek yang lebih baik dari mereka yang tidak pernah menyontek.

2. Melatih Nervus Optikus Menghindari Anda dari mata juling,
Nervus ini mempunyai Fungsi menggerakan bola mata Anda kesegala arah, nah Ketika MENYONTEK Nervus Optikus  Anda akan melakukan latihan sehingga gerakan bola mata anda akan semakin baik. seperti yang dilakukan oleh para dokter mata ketika Anda melakukan pemeriksaan mata di rumah sakit atau di dokter praktek mata. ternyata hal tersebut sama ketika anda menyontek Jawaban orang yang ada di seblah kanan dan kiri Anda.

3. Menyontek dapat mengurangi resiko serangan jantung.

Dalam kegiatan menyontek, kewaspadaan merupakan faktor yang sangat penting. Karena Sang Guru akan seperti elang dengan matanya yang tajam, mengawasi dan siap menerkam siapa saja yang dicurigai atau ketahuan menyontek. hal ini akan memicu pelepasan Hormon Adrenal di tubuh Anda. manfaat dari hormon ini Epinefrin (adrenalin) bisa digunakan untuk mengobati serangan jantung dan/atau disritmia jantung.

4. Melancarkan peredaran darah.
 Menyontek membuat jantung berdetak lebih kencang sehingga memompakan darah ke seluruh tubuh lebih banyak dari biasanya. sehingga metabolisme tubuh meningkat.

5. Meningkatkan daya Ingat Anda.
 Keahliaan yang paling di butukan saat menyontek adalah daya ingat yang kuat, kita di tuntut untuk mengingat jawaban yang kita contek dari teman dan kita tuliskan kembali di lembar jawaban. Jika tidak punya daya ingat yang kuat bakalan susah nyonteknya. Semakin sering kamu menyontek membuat daya ingat kamu menjadi kuat. Itulah manfaat terakhir dari menyontek.


Nah, walaupun banyak manfaatnya tetapi menyontek saat Ujian/ Ulangan Dilarang.
 

Read more »

peralatan rumah tangga

Followers